Badai pasir landa Beijing, 6 tewas dan lebih dari 80 hilang (foto: AP/Mark Schiefelbein)
Badai pasir landa Beijing, 6 tewas dan lebih dari 80 hilang (foto: AP/Mark Schiefelbein)

DOMIGADO, Internasional – Beijing dilanda badai pasir terbesar dalam satu dekade terakhir. Akibat badai pasir yang terjadi pada Senin (15/3) pagi tersebut, 6 orang dikabarkan tewas dan lebih dari 80 orang hilang di Beijing. Badai pasir yang menerpa Beijing tersebut dikabarkan berasal dari Mongolia. Bencana tersebut menyebabkan jarak pandang di sebagian besar ibu kota China itu menjadi kurang dari 1.000 meter.

Tidak hanya itu, indikator kualitas udara PM10 mendekati 10.000 mikrogram per meter kubik di pusat kota. “Ini adalah cuaca badai pasir paling hebat yang pernah dialami negara kami dalam 10 tahun, serta meliputi wilayah terluas,” tulis Pusat Meteorologi Nasional dalam sebuah unggahan di situsnya.

Dilansir dari laman Kompascom, pada Senin (15/3/2021), Observatorium Meteorologi Beijing memperingatkan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan sesuai kondisi bahaya. Peringatan kuning untuk badai pasir dikeluarkan pada 7.25 pagi di Beijing. Artinya, masyarakat diimbau untuk menghentikan aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker pelindung.

Pusat Meteorologi Observatorium menyebutnya sebagai fenomena cuaca pasir debu paling buruk dan diperkirakan menyapu wilayah terluas di China dalam 10 tahun terakhir. Gelombang badai pasir ini merupakan akibat dari gabungan efek udara dingin dan siklon dari Mongolia. Secara bertahap badai bergerak ke selatan dengan aliran udara dan mulai memengaruhi Beijing dari utara ke selatan mulai dari jam 3 pagi, menurut Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing.

Badai pasir yang melanda Beijing berasal dari Mongolia (foto: Reuters / Thomas Peter)
Badai pasir yang melanda Beijing berasal dari Mongolia (foto: Reuters / Thomas Peter)

Menurut Badan Manajemen Darurat Nasional Mongolia, badai pasir yang kuat di negara itu telah mengakibatkan enam kematian dan 548 laporan orang hilang telah diajukan. Global Times melaporkan sampai pukul 09.00 pagi, 467 orang telah ditemukan, tetapi 81 orang masih hilang.

Kecepatan angin di berbagai provinsi di Mongolia telah mencapai 20 meter per detik dan telah terjadi embusan angin hingga 30-34 meter per detik. “PM10 di area inti debu pasir di Beijing mendekati 10.000 mikrogram per meter kubik,” kata pusat pemantauan itu.

Jumlah PM10 di Beijing mencapai rata-rata lebih dari 1.000 mikrogram per meter kubik pada pukul 08.00 pagi pada Senin (15/3/2021). Indeks tersebut mencapai 2.000 mikrogram per meter kubik di beberapa wilayah utara ibu kota. Lalu lintas macet dan lebih dari 400 penerbangan dari dua bandara utama ibu kota dibatalkan sebelum tengah hari, melansir AP.

Wang Gengchen, seorang peneliti di Institute of Atmospheric Physics of the Chinese Academy of Sciences, mengatakan kepada Global Times tampaknya Beijing belum pernah melihat badai pasir hebat selama bertahun-tahun sampai yang satu ini terjadi. Walaupun sebenarnya badai pasir tidak pernah hilang. Situasi badai pasir telah membaik dalam beberapa tahun terakhir.

China telah melakukan upaya untuk mengekang perluasan penggurunan. Beijing juga memerangi penyebab masalah pada hulu pasir dan debu dari Mongolia, tepatnya di China Utara dan negara tetangga Mongolia. Namun, menurut Wang, hal itu terbukti menjadi pertempuran yang panjang karena luasnya pasir dan debu yang harus dikendalikan.

“Konsentrasi badai pasir jauh melebihi konsentrasi badai debu yang dapat diprediksi oleh departemen meteorologi, menunjukkan bahwa kami tidak memiliki cukup pengetahuan tentang sifatnya,” kata Zhao Yingmin, Wakil Menteri Kementerian Ekologi dan Lingkungan.