Investasi tidak melulu soal materi. Kebiasaan baik yang kita lakukan sehari-hari ternyata juga bagian dari investasi, lho. Memang kebiasaan baik tersebut tidak secara langsung membuat kita menghasilkan uang, tapi kebiasaan baik tersebut ampuh membuat kita mengerem pengeluaran. Dalam jangka panjang, kebiasaan baik ini akan menjadi alat pengungkit kita menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Kok bisa?

Yuk, kita intip dulu saja tiga kebiasaan baik yang ternyata bernilai investasi:

 1. Membeli Buku

Menurut data dari UNESCO, minat baca di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Jelas saja, hanya 0,001% saja dari total penduduknya. Berarti dari 1000 orang, hanya 1 orang saja yang  gemar membaca. Dengan prosentase tersebut, Indonesia menduduki peringkat ke-60. 

Lantas, bagaimana dong implementasi dari ‘Buku adalah Gudang Ilmu’ dan ‘Buku adalah Jendela Dunia’?

Nah, daripada ketagihan berbelanja barang-barang promo atau diskon, kamu bisa mulai kebiasaan baik membeli dan membaca buku. Harga sebuah buku bisa jadi sedikit lebih mahal dibandingkan harga secangkir kopi. Tapi kopi akan lenyap begitu saja saat selesai kamu sesap. Tidak demikian dengan buku. Ilmu yang ada di dalamnya akan terus tersimpan di dalam kepala. 

Tentunya kamu harus cerdas memilih buku-buku yang hendak dibaca. Pilih lah buku-buku yang isinya dapat memperluas wawasan. Kamu bisa memilih kategori buku strategi atau tips mulai dari perawatan wajah dan tubuh, pemberdayaan diri, agama, ketrampilan, pertanian, maupun ekonomi. Banyak kok, buku-buku ‘berisi’ yang disajikan dalam bahasa yang ringan dan sederhana. Jadi, kamu tidak perlu khawatir sakit kepala saat membacanya.

Buku-buku tersebut akan memberikan wawasan luas yang berguna bagi kamu untuk melakukan strategi agar dapat mewujudkan impian. Jika buku yang kamu beli dan baca saat ini terasa tidak berguna, yakinlah bahwa ilmu yang tersedia di dalam buku tersebut akan kamu butuhkan suatu hari nanti.

Siapa tahu kan, kamu nantinya bisa membuka usaha sendiri karena mempunyai wawasan lebih dari kebiasaan baik membaca buku?

2. Mengikuti Seminar atau Pelatihan

Sudah menghabiskan 12 tahun sejak SD sampai SMA ditambah perguruan tinggi, kenapa sih harus ikut seminar atau pelatihan yang isinya belajar lagi? Belum lagi kalau yang sudah mulai sekolah sejak TK, ya.

Meskipun secara formal kamu sudah lulus, tapi dalam kehidupan nyata sebenarnya tidak ada manusia yang boleh berhenti belajar. Ini kegiatan positif dan berpahala, lho. 

Banyak sekali ilmu penting yang dibutuhkan saat ini tapi tidak ada atau terbatas sekali diperoleh di bangku sekolah atau perguruan tinggi. Itu sebabnya, kalau kamu ingin mengenal atau memperdalam, jangan ragu untuk mengikuti seminar atau pelatihan.

Kamu bisa mengenal hal baru, memperdalam ilmu yang sudah ada, dan bisa terjadi interaksi atau tanya jawab dengan mentor atau coach yang mengisi pelatihan tersebut. Mengikuti pelatihan juga membuat kamu lebih termotivasi dalam menimba ilmu karena adanya teman-teman peserta lain yang menjadi sparring atau competitor dalam belajar. Tentunya berbeda rasa dan hasilnya dibandingkan belajar sendiri.

Untuk mengikuti seminar atau pelatihan, adakalanya kamu harus menginvestasikan waktu dan sejumlah dana. Ada juga seminar atau pelatihan yang sifatnya gratis. Kamu bisa memilih mana yang paling sesuai. Kalau harus membayar, tidak masalah juga selagi kamu mampu dan mau. Belanja ilmu adalah kebiasaan baik. 

Seminar atau pelatihan memungkinkan kamu mengenal dan bertemu dengan banyak orang. Siapa tahu salah satu di antara mereka nantinya bakal menjadi partner bisnis kamu yang handal?

3. Ngopi di Kafe Bersama Ahlinya

Menikmati secangkir kopi di kafe tidak selalu buruk, kok. Selama tidak dijadikan kebiasaan, tentunya kamu masih boleh melakukannya.

Setiap orang membutuhkan seorang mentor dalam rangka mencapai level tertinggi dalam hidupnya. Mentor ini yang akan menjadi role model bagi kamu. Seorang mentor juga bisa menularkan kesuksesannya lewat vibrasi positif saat kamu berada di dekatnya. 

Jadi, kalau kamu menyukai suatu bidang, sudah mengenal ahlinya, dan suatu hari sang ahli tersebut berada di kotamu, jangan ragu untuk meminta ijin bertemu. Banyak berbincang dengan orang yang kapasitasnya berada di atasmu, akan memotivasimu untuk bergerak agar lebih baik lagi dari sekarang. 

Ada istilah kalau bergaul jangan pilih-pilih. Kamu memang tidak boleh memilih dalam bergaul. Tapi kamu harus bisa memilih orang-orang yang tepat untuk membawamu melesat.

Mulailah meninggalkan kebiasaan buruk. Ganti dengan kebiasaan baik karena tanpa disadari, kamu tengah berinvestasi untuk masa depanmu secara sederhana. Siap melakukan kebiasaan baik ini?

Author : Melina Sekarsari