DOMIGADO – Lin Jarvis mengungkapkan alasan mengapa Tim Yamaha jeblok di musim MotoGP 2020. Lin Jarvis mengatakan bahwa ada satu faktor krusial yang menyebabkan tim garpu tala itu gagal berprestasi di musim lalu. Lin Jarvis juga berpendapat bahwa pembalap-pembalap tim pabrikan dan satelit Yamaha tampil tak konsisten sepanjang gelaran MotoGP 2020.
Laman Detikcom mengabarkan, dari keempat rider Yamaha musim ini, hanya Franco Morbidelli dari tim Petronas Yamaha yang menunjukkan performa cukup oke dan berhasil keluar sebagai runner-up. Fabio Quartararo, yang awalnya digadang-gadang sebagai kandidat juara, justru menukik selepas dua race awal di Spanyol. Sementara itu dua rider tim Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi, tampil angin-anginan.
Alhasil, Yamaha gagal merebut gelar juara konstruktor dan tim di MotoGP 2020. Tim Garpu Tala kalah bersaing dengan Ducati dalam tabel konstruktor, sedangkan juara dunia tim disabet Suzuki Ecstar. Kegagalan Yamaha menjadi yang terdepan di semua kategori MotoGP 2020 disorot bos Yamaha, Lin Jarvis. Dalam pandangannya, Yamaha gagal total lantaran kurangnya waktu pengujian motor baru yang dilakukan, sebagai akibat dari pandemi COVID-19 menjelang digelarnya kompetisi.
“Saya pikir kami mengalami cacat tahun ini. Kami memiliki spesifikasi motor baru dengan mesin baru, sasis baru, tetapi kami hampir tidak pernah melakukan pengujian apa pun selain uji coba resmi dengan pebalap yang dikontrak pabrik,” kata Lin Jarvis, dilansir dari Autosport.
“Kami mulai tahun ini dengan mengontrak Jorge Lorenzo dan kami memiliki program pengujian penuh yang direncanakan tahun ini, kami menggunakan tim uji coba dari Jepang dan beberapa staf Eropa dan Jorge. Namun pada kenyataannya, kami hanya beruji coba selama dua hari di Sepang dan saat tes pra-Portimao,”.
“Semua kegiatan lain yang kami telah rencanakan tahun ini sayangnya dibatalkan dan itu negatif buat kami. Hal tersebut mempengaruhi kami karena kami jadi tak bisa menyelesaikan masalah,” ujar Lin Jarvis mengenai jebloknya Yamaha di MotoGP 2020.
Lin Jarvis Tatap MotoGP musim 2021 dengan optimis
Bos Yamaha MotoGP, Lin Jarvis mengatakan tim telah belajar dari kesalahan musim 2020 setelah gagal memanfaatkan Jorge Lorenzo sebagai test rider. Diberitakan laman Motorplus, pabrikan asal Jepang itu gagal dalam uji coba pada tahun 2020 dibandingkan dengan pabrikan lainnya. Gebrakan untuk menghidupkan kembali hubungan antara Yamaha dan Jorge Lorenzo pun gagal.
Kini Yamaha bekerjasama dengan mantan pembalap LCR Honda, Carl Crutchlow. Jelang kedatangan Cal Crutchlow, Yamaha janji akan hindari kesalahan dengan Jorge Lorenzo. Cal Crutchlow bakalan merapat ke skuat Yamaha sebagai test rider mulai musim depan. Yamaha juga akan memanfaatkan skill Cal Crutchlow sebaik-baiknya. Bahkan Yamaha berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan Jorge Lorenzo.
Lin Jarvis menegaskan, kesalahan dengan Lorenzo tidak akan terulang oleh Crutchlow.
“Kami tidak akan melakukan kesalahan yang sama dua kali,” tambahnya.
“Kami pasti akan menjalankan program tes yang lebih intensif tahun depan,” lanjut Jarvis.
“Kami memiliki banyak informasi dari tahun ini, jadi teknisi kami akan mengganti sasis dan bekerja untuk meningkatkan konsistensi motor,” pungkasnya.
Lin Jarvis juga turut mengungkapkan mengapa dirinya lebih memilih Carl Crutchlow dibanding dengan mempertahankan Jorge Lorenzo sebagai test rider di musim depan.
“Kami lihat ketika kami melakukan tes pertama musim ini di Sepang, sudah empat bulan sejak Jorge Lorenzo mengendarai sepeda motor, dia melakukan burn-in di Sepang.”
“Sebenarnya, kami tidak menguji apa pun tetapi Jorge melatih kecepatannya.”
“Kemudian, seperti yang saya katakan, kami belum melakukan tes apa pun, kami belum dapat melakukan tes apa pun karena situasi darurat kesehatan hingga tes Portimão.”
“Dan lagi, Jorge Lorenzo tidak pernah menghabiskan satu waktu pun dengan sepeda motor selama berbulan-bulan ini.”
“Saya pikir keputusan kami pada dasarnya didasarkan pada Cal yang keluar dari musim penuh Grand Prix.”
“Sedangkan jika kami mengambil Jorge dia akan menjadi satu tahun penuh, hampir satu setengah tahun, tidak tampil di kompetisi MotoGP.”
“Cal tajam untuk balapan, siap untuk mulai.”
“Dia tersedia dan menunjukkan semangat untuk melakukan pekerjaan ini, jadi kami pikir dia adalah pilihan yang tepat untuk kami saat ini,” pungkas Lin Jarvis.
Pada kesempatan berbeda, seperti yang diberitakan oleh laman Tempo, Lin Jarvis mengungkapkan kesalahan perencanaan pada awal musim menjadi bumerang bagi Yamaha setelah mereka mendapati potongan 50 poin konstruktor karena kedapatan menggunakan komponen mesin ilegal tahun ini.
FIM pada Kamis menetapkan Yamaha melanggar peraturan homologasi dengan mesin yang mereka gunakan dalam seri pembuka Grand Prix Spanyol dan menjatuhkan sanksi pemotongan poin. Pabrikan asal Jepang itu kedapatan menggunakan mesin dengan valve (katup) yang tidak diajukan seperti pada mesin sampel yang mereka ajukan untuk homologasi pramusim dan membuat perubahan tanpa persetujuan asosiasi pabrikan MSMA.
“Awalnya sebelum Jerez ketika sedang direncanakan oleh Yamaha Jepang. Kami dari Yamaha Jepang tahun ini berencana menggunakan dua pabrikan berbeda untuk katup dengan spesifikasi yang sama,” kata Jarvis seperti dilansir laman resmi MotoGP.
“Dan alasannya salah satu pemasok katup kami tahun lalu, mereka tidak mampu melanjutkan produksi katup jadi dari saat itu kami memutuskan untuk membuat dua katup identik dari dua pemasok yang berbeda. Itulah realitanya.”
“Apa yang terjadi kemudian adalah katup yang ada di mesin sampel adalah yang kami rencanakan untuk digunakan pada akhir tahun karena engineer kami menganggap katup itu sama.”
“Dan kenyataannya, fakta bahwa mereka berasal dari dua pabrikan yang berbeda, dan mungkin ada sangat sedikit komposisi yang berbeda dari valve itu, berarti mereka secara teknis tidak dianggap sama.”
Sesuai regulasi, FIM mengurangi 50 poin Yamaha dalam klasemen konstruktor MotoGP yang sepadan dengan poin yang mereka raih lewat dua kemenangan Fabio Quartararo di Jerez. Tim pabrikan Yamaha juga dikurangi 20 poin di klasemen tim setelah Maverick Vinales finis kedua di GP Spanyol, sedangkan tim Petronas Yamaha dikurangi 37 poin.
Komentar
Urutkan