DOMIGADO – Kabar duka kembali menghampiri sepak bola Indonesia. Mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, meninggal dunia di Wina, Austria, pada Senin (7/9) malam waktu setempat. Kabar meninggalnya Riedl diketahui dari laporan Sport24. Riedl meninggal dunia dalam usia 70 tahun. Riedl tercatat menukangi Timnas Indonesia dalam tiga periode berbeda yakni 2010-2011, 2013-2014, dan 2016-2017. Alfred Riedl nyaris 2 kali membawa timnas juara di ajang Piala AFF.
Melansir kurier.at, Alfred Riedl meninggal dunia karena penyakit kanker. Sebelum meninggal, dia dirawat dengan penuh kasih oleh istrinya, Jola. Alfred Riedl meinggal dunia di usianya 70 tahun. Nama Alfred Riedl begitu terkenal di dunia sepak bola Asia Tenggara, dia pernah membesut timnas Vietnam, Laos, dan terakhir Indonesia. Dari tiga negara tersebut, dia selalu mendapat predikat pelatih sukses.
Saat menangani timnas Vietnam, Alfred Riedl bahkan mendapat donor ginjal dari pencinta sepak bola Vietnam. Alasannya tentu karena prestasi Riedl yang mampu membawa timnas Vietnam ke arah yang diinginkan oleh para fans. Adapun para calon donor itu dari berbagai latar belakang, di antaranya pegawai bank, sopir truk, pedagang hingga biksu. Kejadian tersebut juga membuat Riedl beralasan tidak akan pernah merayakan gol dari tim manapun yang dia besut selain timnas Vietnam.
Perjalanan Alfred Riedl bersama timnas Indonesia
Di Indonesia, sosok Riedl bukanlah nama yang asing. Ya, dia pernah menangani Timnas Indonesia pada beberapa periode, yakni di tahun 2010-2011, 2013-2014, serta 2016. Ketika pertama kali ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 2010, Riedl memimpin skuat Garuda dalam gelaran Piala AFF. Kala itu, dia berhasil membawa Irfan Bachdim dkk melaju hingga babak puncak.
Pada laga final menghadapi Malaysia, Timnas Indonesia tumbang 0-3 di leg pertama yang berlangsung di Stadion Bukit Jalil. Indonesia gagal menjadi juara setelah di leg kedua Timnas hanya mampu menang 2-1 atas Harimau Malaya dan kalah agregat 2-4. Setahun menangani Timnas Indonesia, Riedl kemudian pindah ke Laos pada 2011 dan ke Belgia setahun berikutnya.
Alfred Riedl kembali ditunjuk sebagai pelatih Skuat Garuda tahun 2013 dan hanya bertahan satu tahun saja, usai dirinya gagal membawa Timnas lolos dari fase grup Piala AFF 2014. Pada awal tahun 2015, Riedl ditunjuk sebagai pelatih PSM Makassar. Mantan juru taktik Timnas Vietnam itu kemudian mundur di bulan April 2015, atau tepat sebelum kompetisi liga bergulir, akibat masalah kesehatan. Riedl kemudian dikontrak kembali oleh PSSI untuk memimpin Timnas Indonesia pada Piala AFF 2016.
Riedl lagi-lagi berhasil membawa Indonesia ke final kompetisi terbesar di Asia Tenggara itu. Bertemu Thailand di babak pamungkas, Indonesia sempat membuka asa menjadi juara setelah menang 2-1 di leg pertama yang berlangsung di Jakarta. Namun, harapan merengkuh titel Piala AFF buyar usai Boaz Solossa dkk tumbang 0-2 dalam laga leg kedua di Bangkok, sekaligus membuat Tim Negeri Gajah Putih menang agregat 3-2.
Setelah Piala AFF 2016, Alfred Riedl tak lagi menangani tim-tim lain akibat masalah kesehatan. Dia sempat diumumkan sebagai pelatih baru Persebaya Surabaya sebelum bergulirnya Liga 1 2019, tetapi kesepakatan kontrak dibatalkan karena Riedl mendadak harus menjalani operasi bypass jantung.
Kenang Cristian Gonzales
Melansir laman kumparan, mantan penyerang Timnas Indonesia, Cristian Gonzales, mengucapkan bela sungkawa terkait meninggalnya Alfred Riedl. El Loco alias Si Gila bilang bahwa Riedl adalah salah satu pelatih yang amat berjasa selama kariernya di Timnas Indonesia.
“Riedl tak pernah memandang seorang pemain berbeda. Meskipun junior atau sudah senior sekalipun, dia tetap respek,” kata Gonzales ketika dihubungi kumparan, Selasa (8/9/2020).
”Dan yang paling saya ingat adalah dia adalah satu-satunya pelatih yang amat menghargai keluarga (pemain),” imbuh pemain berdarah Uruguay tersebut.
Gonzales memang terbilang telat masuk ke Timnas Indonesia yakni saat usianya 34 tahun. Hal itu lantaran ia harus merampungkan perpindahan kewarganegaraan dari Uruguay ke Indonesia. Namun demikian, debut Gonzales di bawah polesan Riedl juga istimewa. Pemain kelahiran Montevideo, 30 Agustus 1976 ini, mencetak tiga gol sepanjang lima laga Piala AFF 2010.
Selain itu, Gonzales juga menjadi penentu kemenangan Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala AFF usai mengalahkan Filipina di babak semifinal.
”Saya mendapat banyak dukungan dari Riedl. Karena waktu itu saya dikritik, tapi dia tetap support saya dan saya juga membayar kepercayaan dia dengan bekerja keras.”
”Seperti saya bilang tadi dia selalu respek pemain, dia profesional, orangnya enggak banyak omong, sangat care, dan apa pun itu dia bijaksana,” kata Gonzales.
Komentar
Urutkan