Wanita ini alami infeksi payudara akibat kebanyakan micin, benarkah? (foto: Tiktok @fzhhps/detik)
Wanita ini alami infeksi payudara akibat kebanyakan micin, benarkah? (foto: Tiktok @fzhhps/detik)

DOMIGADO – Video tiktok curhatan seorang wanita yang mengalami infeksi jaringan payudara akibat terlalu banyak konsumsi makanan yang banyak mengandung micin viral di media sosial. Infeksi jaringan payudara atau mastitis tersebut, membuat wanita ini harus menjalani operasi. Namun benarkah micin bisa mengakibatkan infeksi jaringan payudara? Yuk kita cek faktanya.

“Aku baru selesai operasi. Sakit itu gak enak, sumpah,” tulis @fzhhps dalam videonya.

“Semua ini terjadi karna, keseringan makan, makanan-makanan ini. Terutama buat perempuan, kurangin makan mincin, junkfood, dll yang menggunakan penyedap rasa,” tulis akun @fzhhps.

Melansir dari laman detikhealth, detikcom pada Jumat (04/12/2020) mengonfirmasi, wanita bernama Fauziahh ini menjelaskan penyebab mastitis yang ia idap karena terlalu sering makan makanan dengan tambahan monosodium glutamat atau MSG. Karena itu, Fauziahh mengaku akan berhenti memakan makanan yang mengganggu kesehatannya lagi.

“Soalnya aku emang suka banget makan makanan yang micin-micin gitu. Sekarang udah di-stop semua gak makan yg aneh-aneh lagi biar cepet sembuh,” ujarnya.

Wanita ini alami infeksi payudara akibat kebanyakan micin, benarkah?
(Ilustrasi foto: i.ytimg.com)

Gejala infeksi jaringan payudara yang dialaminya dimulai pada Agustus 2020. Ia merasakan nyeri disertai denyutan ketika mengangkat tangan dan munculnya benjolan di bawah payudaranya. Setelah merasakan gejala itu, ia langsung memeriksakan diri.

Meski telah melakukan pemeriksaan selama tiga kali, diagnosis dokter tak menunjukkan perlunya pembedahan pada benjolan. Namun, beberapa minggu setelahnya ia merasakan nyeri lagi. Wanita asal Medan itu pun sempat meminum air rebusan yang dipercaya bisa mengempeskan benjolan di payudaranya, tetapi tak ada hasil.

“Aku nggak balik ke dokter, tapi aku cari dokter lain spesialis bedah. Nah di situ dokter kasih obat dicoba 2 kali mau lihat kempes atau nggak. Ternyata nggak kempes juga, yasudah mau nggak mau aku operasi dan izin buat gak PKL. Soalnya benjolannya udah besar dan takut nyebar,” jelasnya.

Meski masih dalam masa pemulihan, Fauziahh tetap melakukan kuliah jarak jauh dengan izin dari dosen pengampu untuk tak menyalakan kamera saat pertemuan daring. Walaupun dampak akibat makan sembarangan belum terlihat, ia berpesan agar orang-orang lebih memerhatikan lagi makanan yang dikonsumsi supaya tetap sehat.

“Pesan aku sih jangan terlalu sering makan makanan yang mengandung MSG, atau makan junkfood (makanan siap saji) karna itu gak bagus buat kesehatan,” pungkas Fauziahh.

Apa itu infeksi jaringan payudara atau Mastitis? Dan apa saja penyebabnya?

Melansir laman Alodokter, infeksi payudara atau mastitis adalah infeksi yang terjadi pada jaringan payudara. Kondisi ini umumnya menyerang ibu menyusui, terutama pada 12 minggu pertama setelah persalinan. Infeksi payudara juga dapat dialami oleh wanita yang sedang tidak menyusui, walaupun jarang terjadi.

Mastitis biasanya hanya menyerang salah satu payudara saja, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada kedua payudara. Mastitis menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan saat menyusui, sehingga kegiatan menyusui menjadi terhambat atau terhenti. Gejala-gejala mastitis adalah demam, menggigil, tubuh terasa lelah dan lemas, Keluar cairan yang mengandung nanah.

Selain itu, mastitis kebanyakan memiliki ciri seperti munculnya benjolan pada payudara dan pembesaran kelenjar getah bening di area ketiak atau leher. Beberapa penyebab dari mastistis sendiri adalah:

(Ilustrasi foto: ruangmom.com)
(Ilustrasi foto: ruangmom.com)

1. Pada ibu menyusui

Pada ibu menyusui, infeksi payudara disebabkan oleh penumpukan ASI di kelenjar payudara. Penumpukan ini menyebabkan penyumbatan saluran air susu, sehingga menghasilkan tekanan yang cukup kuat dan menyebabkan ASI merembes ke jaringan di sekitar payudara. Kandungan protein dalam ASI dianggap tubuh sebagai benda asing dan sistem kekebalan tubuh akan bereaksi untuk melawannya.

Kondisi ini akan menyebabkan peradangan payudara. Selain penyumbatan saluran air susu, infeksi payudara pada ibu menyusui juga disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae. Bakteri ini berasal dari permukaan kulit atau mulut bayi yang masuk ke dalam saluran susu, melalui celah pada puting payudara atau pembukaan saluran air susu.

2. Pada wanita yang tidak sedang menyusui

Pada wanita yang tidak sedang menyusui, infeksi payudara bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti cedera pada payudara, sistem kekebalan tubuh rendah, termasuk wanita yang pernah menjalani pengobatan tumor dengan radioterapi. Gangguan kesehatan seperti diabetes, tindikan pada payudara juga bisa menjadi beberapa penyebab mastitis.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi payudara atau mastitis, yaitu terlalu lelah atau stress, kurangnya asupan nutrisi, merokok, pernah mengalami infeksi payudara sebelumnya, dan juga menggunakan bra yang terlalu ketat.

Bagaimana mencegahan Infeksi Payudara atau Mastitis?

(Ilustrasi foto: Shutterstock)
(Ilustrasi foto: Shutterstock)

Ada beberapa tindakan perawatan payudara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi payudara, yaitu:

  • Bersihkan payudara dengan handuk hangat untuk meningkatkan aliran ASI.
  • Gunakan teknik atau posisi yang berbeda ketika menyusui.
  • Gunakan payudara secara bergantian ketika sedang menyusui.
  • Kosongkan payudara sepenuhnya ketika sedang menyusui untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran ASI. Jika bayi sudah berhenti menyusu dan payudara belum sepenuhnya kosong, gunakanlah alat pompa ASI untuk memompa ASI dan mengosongkan payudara.
  • Hindari penggunaan sabun ketika membersihkan puting.
  • Pijat payudara secara teratur untuk memperlancar saluran ASI.
  • Perbanyak konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi.
  • Hindari penggunaan bra yang terlalu ketat.
  • Hindari menindik puting payudara karena dapat meningkatkan risiko infeksi.