“Ketika saya kembali ke paddock, Gigi Dall’Igna (manajer umum Ducati Corse) selalu hadir di setiap akhir putaran, untuk memberi komentar atau mengajukan pertanyaan,” ucap Zarco.
Atmosfer ini kontrak dengan yang dirasakan Zarco ketika membela tim pabrikan KTM pada 2019 di mana ia kesulitan beradaptasi dan hanya bertahan semusim di sana. Kini dengan sinyal positif dari berbagai aspek dalam skuad Pramac, Zarco berambisi untuk merasakan kemenangan MotoGP pertamanya dan menjaga level tim.
“Saya ingin berada di level Miller pada akhir tahun lalu, artinya meraih podium dan mencoba menang. Musim lalu ada banyak pemenang. Saya juga menginginkannya. Itu targetnya, mampu bersaing meraih podium secara reguler, berprogres dan tentu saja juga berusaha mewujudkan mimpi meraih gelar,” peraih tujuh podium MotoGP itu menambahkan.
Johann Zarco jadikan Miller sebagai referensi untuk taklukan Ducati
Johann Zarco, memanfaatkan tes pramusim di Qatar untuk meningkatkan kepercayaan dirinya di atas Desmosedici GP21 dan mencari gaya balap terbaik dengan menjadikan Jack Miller sebagai referensinya. Pada dua hari pertama tes pramusim di Qatar, Zarco berhasil menjadi yang tercepat kedua sebagai pembalap Ducati dan hanya tertinggal 0,416 detik dari Fabio Quartararo sebagai yang menempati urutan pertama.
Meski dapat tampil cepat di atas Desmosedici GP21, Zarco masih belum puas dengan kinerjanya sepanjang tes. Menurutnya, ia masih harus beradaptasi dengan lebih baik agar bisa lebih kompetitif. Kendati begitu, pria asal Prancis itu bisa bernapas lega karena dirinya berhasil membuktikan kepada Ducati bahwa kepercayaan yang ditaruh mereka terhadap dirinya tepat.
“Saya senang karena masih bisa melaju cepat. Saya masih bisa lebih dari itu. Untuk itu, saya harus meningkatkan kepercayaan diri untuk mendapatkan kecepatan itu dan bekerja pada hal lain, seperti kecepatan balap,” kata Zarco dilansir Motosan.
Komentar
Urutkan